Dia Bintangku Part 1

Iseng2 melda nulis cerpen daripada nggak ada kerjaan.. hhehe
maaf yah kalo jelek.. maklum.. bukan penulis asli.. cuma sekedar hayalan yang di buat dalam coretan.. :))


KRRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNGGGG......!!!!!
Suara alarm mengisi pagi Cana. Dengan mata yang masih terpejam, dia mencoba mencari sumber dari suara tersebut.
“Haaahhhh... kesiangan!!”
Teriak Cana kaget saat melihat jarum jam. Cana bergegas menuju kamar mandi. Cana memang cewek yang teledor, biang rusuh, dan selalu membuat kesalahan apapun yang dia lakukan. Tapi Cana cewek yang baik, penuh semangat, nggak pantang menyerah.
“Mama kenapa nggak bangunin Cana??” Tanya cana saat berlari menuruni tangga sambil menenteng sepatunya. Cana lalu duduk dikursi makan dan mengambil sepotong roti tawar dan menggigitnya.
“Laah.. Cana kan udah masang alarm sendiri, mama pikir Cana bakal bangun sendiri” jawab mamanya sambil mencuci piring tak jauh dari meja makan.
Ttiiiiinnn.... Ttiiiiiiiiiiinnn....
Suara klakson mobil yang terdengar dari depan rumah Cana.
“Yoga udah dateng. Ya.. udah, Cana pamit yah”
Cana meminum susu coklat yang sudah disiapkan mamanya lalu mencium tangan dan pipi mamanya dan berlari dengan masih menenteng sepatunya. Cana menuju mobil honda jazz putih yang sudah terparkir didepan rumahnya.
“Pagiii” sapa Cana dengan mulut masih mengunyah roti.
“Yaa ampun, telen dulu tu roti baru ngomong, muncrat kemana-mana nih” ujar Yoga sambil menggelengkan kepalanya.
“Maaf,, tadi kesiangan jadi nggak sempet sarapan. hhehe” jawab Cana tersenyum sambil memasang sabuk pengamannya.
“Udah ketebak”
Yoga memacu mobilnya menuju sekolah mereka. Yoga adalah teman satu kelas Cana. Meskipun mereka kenal udah lebih satu tahun di SMA, mereka udah kayak berteman ratusan abad. Rumah yoga juga searah dengan rumah Cana, karena itu Yoga sering mengantar jemput Cana. Sebenarnya Cana bisa membawa mobil sendiri, tapi Cana lebih memilih tawaran antar jemput Yoga. Yah, biar nggak repot dan lebih hemat.
Cana sedang sibuk memakai sepatunya dan tiba-tiba saja Yoga mengerem mendadak. Alhasil, cana yang sedang menunduk langsung saja kepentok kepalanya.
“haddoowh!!!” teriak Cana “kenapa sih lo, ngerem dadak gitu?” keluh Cana sambil mengelus keningnya.
“Hah, sorry-sorry. Tadi mobil didepan yang ngerem mendadak, lagian lo juga make sepatu tu dirumah jangan dimobil gue” ujar Yoga menahan tawanya.
Yoga dan Cana berjalan berdua meuju kelas mereka. Kelas mereka tidak begitu jauh dari parkiran. Saat menuju kelas mereka harus melewati ruangan-ruangan siswa kelas tiga. Saat melewati salah satu ruangan kelas tiga, Cana terus mengarahkan matanya mencari seseorang melalui jendela kaca kelas itu, setelah melihat orang yang dia cari, cana hanya tersenyum.
“Lo ngeliatin dia lagi??”
“iya dong, setiap pagi, uma dia yang jadi bintang penyemangat gue” jawab Cana sambil tersenyum ceria, lalu berlari menuju kelasnya.
“huh! Kenapa harus dia?” keluh Yoga dalam hati.
”Bellaaaa..” Teriak Cana saat memasuki kelasnya.
“Apa? Lo mau bilang habis liat bintang lo?” ujar bela langsung menebak.
Yoga masuk ke kelas dan meletakkan tasnya dikursi didepan meja Cana dan Bella.
“haha, kok lo bisa tau?? Lo bisa baca pikiran gue ya?”
“huh! Gimana nggak kebaca, hampir setiap hari lo laporan ke gue”
Yoga hanya tersenyum mendengar obrolan teman-temannya itu.
 “iya juga ya. Tapi sumpah, dia keren banget hari ini”
“ya, dan hampir tiap hari juga lo bilang dia keren”
“hhahha.. lo bisa aja” Cana tertawa.
Bel masuk pun berbunyi.
***
Cana, Bella dan Yoga sedang makan dikantin saat istirahat.
“Na, bintang Lo tu kan udah kelas tiga berarti bentar lagi lo nggak bakal bisa liat dia lagi di sekolah?” tanya Bella memulai pembicaraan.
“Bener juga, gimana nanti kalau gue nggak bisa liat dia disekolah, gue bakalan nggak semangat, huh!”
“Gimana kalau lo utarain perasaan lo?”
“apa?” ujar yoga tiba-tiba hampir saja keselek karena makanannya. “Gue nggak setuju”
“Lah kok lo yang sewot sih ga?” tanya Bella.
“Bukan sewot, tapi Cana kan temen kita, dia juga cewek masa nembak cowok, kan nggak wajar”
“yah wajar aja dong, kan sekarang jaman emansipasi, kedudukan cewek sama kayak cowok, jadi nggak ada salahnya cewek nembak duluan” Ujar bella.
Cana hanya mengangguk membenarkan perkataan Bella. Tiba-tiba saja dia berkata dengan suara kecil.
“Rega”
Bella dan Yoga mengarahkan mata mereka kearah mata Cana melihat. Benar saja, Rega, cowok yang selama 1 tahun lebih dipuja oleh Cana sedang lewat dihadapan mereka dan diikiti oleh 2 cewek dengan dandanan menor dibelakangnya.
“kak Rega mau makan ya??”tanya salah satu cewek itu.
“kak Rega, kami mau les matematika dengan kakak. Kakak mau nggak ajarin kami?” tanya cewek yang satunya lagi.
Rega membalikkan tubuhnya.
“kalian nggak punya kerjaan selain ngerepotin gue, kalo mau cari guru les, jangan ke gue. Gue sibuk! Jadi mending kalian pergi sekarang!!” bentak Rega.
Rega lalu pergi meninggalkan kedua cewek itu.
“Tu liat, cewek cantik kayak mereka aja ditolak mentah-mentah apalagi lo” Ujar Yoga.
“Apanya yang cantik, mereka cantik karena dandanan mereka yang kayak tante-tante” Kata bella.
“Apa sih yang buat lo suka banget sama rega Na? Dia memang sempurna tapi terlalu sempurna buat lo. Dia juara umum seantero sekolah, nah lo 20 besar aja bersyukur. Dia ganteng, tinggi, berbakat. Sedangkan lo? Lagian dia terkenal sinis banget sama cewek-cewek sekolah, contohnya tadi” Ujar Yoga panjang.
“Lo ini Ga, seharusnya lo dukung temen lo dong jangan ngejatuhin gitu, tenang aja Na, gue bakal terus dukung Lo” ujar Bella semangat.
“huh!” Cana menunduk pasrah mendengar Bella dan Yoga.
“pokoknya lo harus tetep ungkapin perasaan lo ke dia, urusan diterima atau nggak itu nanti”
“tapi gimana caranya? Gue ngobrol aja nggak pernah, gue Cuma berani liat dia dari jauh”
“Gimana kalo lo nulis surat ke dia” usul Bella
“hah? Taon brapa ini non? Pake surat2an??” Yoga menimpali.
“Diem lo!! Makan aja sono!” bentak Bella
“bener kata Yoga, apa nggak aneh kalau pake surat?”
“nggak kok, kan kesannya romantis kayak orang-orang jaman dulu” bujuk Bella
“bener juga, ah.. gue bakal nulis surat ke dia” Ujar Cana yang termakan bujuk rayu Bella.
“Yah, terserah kalian deh” kata Yoga sambil terus memakan mie gorengnya.
***
Cana berdiri sambil memegang sebuah amplop berwarna biru muda dan terlihat sedikit gelisah. Bella menghampirinya.
“Gimana? Udah lo tulis suratnya?” tanya Bella
Cana hanya menjawab dengan menganggukkan kepala.
“mumpung kelas mereka lagi olahraga, kita selipin surat lo ke laci meja Rega sekarang” usul Bella.
“Sekarang??”
“ya sekarang, kapan lagi??”
Bella menarik Cana menuju kelas Rega yang kosong.
“Dimana Mejanya?” tanya bella
“Kalo nggak salah disini” kata Cana sambil menunjuk salah satu Meja. Bella melihat baju serajam bertuliskan nama Rega yang ada diatas meja. Bella lalu menaruh surat Cana didalam kantong baju seragam itu.
“beres, ayo keluar” kata Bella
Saat jam sekolah usai, Cana dan bella masih menunggu didepan kelas mereka. Tidak beberapa lama, orang yang mereka tunggu datang.
“Itu Rega” kata Bella sambil menunjuk ke arah rega. “Dia beneran datang”
Cana terlihat gugup, dia nggak tau apa yang akan terjadi nanti. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Ternyata Rega hanya melewati mereka. Mereka bingung, mereka lupa kalau banyak siswa kelas 3 yang lewat koridor kelas mereka untuk menuju ke parkiran, karena letaknya tidak terlalu jauh.
“Lo bilang kan lo nunggu didepan kelas kita?” tanya bella
Cana hanya mengangguk.
“Lo tulis atas nama siapa disurat lo?”
“Carolina” jawab Cana.
“Carolina.. Carolina.. “ teriak Bella ke arah rega.
Rega berhenti dan menoleh ke arah Bella dan Cana..
“Berhasil” guman Bella
Rega mendekati mereka berdua dan bertanya.
“Lo yang namanya Carolina?” tanya Rega ke Cana.
Cana hanya mengangguk gugup karena terus diperhatikan Rega.

TO BE CONTINUE...

Comments

  1. hhahhahaah....
    ngarang indah...
    kehabisan inspirasi.. jd tak berlanjut.. :p

    ReplyDelete

Post a Comment

terima kasih.. :))
mohon komentarnya yah.. ^^